Tuesday, December 09, 2008

Sayembara Logo PRIDES

Birunya Laut Khas Bajaj
Dengan Pantai berpasir Emas
4 Warna elemen Pulsar, membentuk ... Benua Pulsar !

Tuesday, December 02, 2008

30 Oktober 2008, Bapak Meninggal !

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
Telah berpulang ke Rahmatullah,
Ayahandaku tersayang;
Drs. H. Andi Djandjang Datu Nai'
Lahir di Keccex, 23/06/1932
Wafat di Makassar, 30/10/2008

Semoga Allah berkenan :
Melapangkan kuburnya, menerangi kuburnya, menjauhkannya dari azab kubur,
Memaafkan dosa-dosanya, melipatgandakan pahala amal-kebajikannya,
Meridhainya menjadi ahli-surga-Nya

Beberapa minggu setelah wafatnya Bapak, bermimpilah aku bertemu beliau.
Di sebuah mesjid berkarpet hijau sederhana,
Di sudut kiri depan sekali,
Diatas karpet terhampar kain putih, 2m x 2m, diatas kain putih itu :
Kulihat : Sendal "Success" >> (another story dengan sendal ini)
Kulihat : Payung hitam yang seringkali dibawanya bepergian
Kulihat : Sajadah biru yang setiap hari dipakainya sholat di rumah

Kulihat : Seseorang duduk diatas sajadah, menunggu adzan Dhuhur
Berkopiah hitam, Berkacamata coklat, kaus dalam putih, Polo shirt coklat, celana panjang coklat-kelabu.
Dan saya mengenalnya ; itu Bapak !

Kuucapkan salam "Assalamualaikum" dan dia jawab "Alaikumsalam"
Kuulang dua kali lagi dengan jawaban yang sama
Padahal kuberharap dia bangkit dan memelukku ..

dia hanya menyalamiku sambil tetap duduk bersila , lalu bertanya ? "Siapa ?"
Dalam sekejap pikiran, inilah jawabanku :
"Aku bukan siapa-siapa pak, saya hanya Musafir yang numpang shalat disini"

Episode 1 menit mimpi yang mengobati kerinduanku pada Bapak,
Karena seminggu sebelum meninggalnya, sekeluarga kami berhari-hari menelpon mencari beliau,
Yang seperti biasa sibuk ke Kabupaten bersilaturahmi dengan kerabat dan sahabat.
Dan sedih perjumpaan terakhirku ternyata 2 tahun yang lalu..

Dari pertemuan itu aku yakin, bapak tidaklah "susah" saat menunggu. Profil mesjid, kain putih yang membentang, sajadah, menunggu waktu shalat, sendal dan payung (bukankah itu simbol perlindungan ?), dan di mesjid berkarpet hijau itu, setiap orang mengurusi dirinya masing-masing. Tidak ada rasa kecewa karena beliau tidak mengenalku, karena setelah wafat, sesungguhnya kita tak membawa apa-apa selain amalan selama hidup ..

Keccex, tempat peristirahatan terkahirnya ; In the heart of Tana Ugi'